MOTIVASI UNTUK PELAJAR

Saya hebat karena belajar, saya tahu karena membaca, saya mahir karena praktik ( Try and Error ).
Trust me, Knowledge Is King.
About Me
I Can Do What You Can't Do "GresikCyberTeam"

   Visi
    “Berprestasi dan Berakhlaqul Karimah”

    Indikator Visi :
  • Unggul dalam prestasi akademik
  • Memiliki prestasi dalam kegiatan non akademik
  • Memiliki kemampuan mengembangkan potensi diri
  • Memiliki kepribadian yang terpuji dalam kehidupan bermasyarakat
  • Sopan dalam berperilaku dan santun dalam bertutur kata
  • Memiliki kepedulian terhadap lingkungan masyarakat
  • Memiliki kesadaran melaksanakan ajaran agama

    Misi

  • Menumbuhkan semangat berprestasi dalam bidang akademis kepada seluruh warga sekolah
  • Mengembangkan bakat dan minat siswa serta meningkatkan prestasi non akademis melalui kegiatan ekstrakurikuler
  • Menumbuhkan kesadaran terhadap pengamalan ajaran agama
  • Mengembangkan budaya santun dalam bertutur dan sopan dalam berperilaku
  • Mendorong warga sekolah dalam mengembangan kreativitas dan idealitasnya untuk mendukung pelaksanaan manajemen yang demokratis dan transparan
  • Mengembangkan semangat kekeluargaan dalam proses pembelajaran dengan mengutamakan keteladanan

Tujuan
  • Mewujudkan lingkungan sekolah yang dinamis dan bersinergis agar dapat memberikan pelayanan secara maksimal.
  • Menjadikan lulusan yang beriman, bertaqwa dan berakhlaqul karimah serta mampu mengembangkan potensi dirinya dalam menghadapi tantangan masa depan.
  • Menjadikan warga sekolah sebagai komponen yang mampu memahami dan ikut melaksanakan visi dan misi sekolah.
  • Meningkatkan proses pembelajaran yang efektif agar mampu menghasilkan produk yang berprestasi dan berdaya saing.
  • Mengembangkan bakat dan keterampilan siswa dalam bidang bahasa asing.
  • Mengoptimalkan pelaksanaan ekstrakurikuler sebagai media pengembangan bakat siswa.
  • Mengembangkan semangat kekeluargaan dalam proses pendidikan dengan mengutamakan keteladanan.
  • Memantapkan eksistensi SMA Assaadah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berbasis masyarakat pondok pesantren.

SMA Ma’arif NU Assa’adah (terakreditasi A)

Nama/Identitas Sekolah

        Nama Sekolah : SMA Assa’adah
        Tingkat/Status sekolah : Swasta
        Status Akreditasi : Terakreditasi A
        NSS : 304050115017
        NPSN : 20500659
        Alamat Sekolah : Jl. Raya Bungah No. 01 Bungah Gresik
        Kecamatan : Bungah
        Kabupaten : Gresik
        No. Telpon : 031 3949502
        Email / Web : smadahgresik@yahoo.com / www.smadah.net
        Waktu belajar : Pagi/ Siang/ Sore/ Malam
        Berdiri Sejak : 1981

Sejarah Singkat

SMA Assa’adah berdiri sejak tahun 1981 yang merupakan Sekolah Menengah Atas dilingkungan Yayasan Pondok Pesantern Qomaruddin Sampurnan Bungah Gresik yang telah berbenah diri, menapak jenjang yang lebih tinggi, menata kualitas lebih mantap mencoba memasuki suatu proses menuju Sekolah Kategori Mandiri (SKM) yang telah dicanangkan oleh Dinas Pendidikan.

Sejak berdirinya sudah 31 tahun SMA Assa’aah berusaha menjadi suatu lembaga pendidikan yang telah dipercaya mampu mencetak siswa menjadi insan yang cerdas, terampil dan berakhlakul karimah sebagai suatu harapan yang telah tergambar dalam visi dan misinya.

Dalam kurun waktu tersebut SMA Assa’adah telah dipimpin oleh beberapa Kepalas Sekolah diantaranya :

  •     Bpk. Sufna Yusuf mulai tahun 1981 s/d 1983
  •     Bpk. Ismail Syarif, MM mulai tahun 1984 s/d 2004
  •     Bpk. Drs. Kholil Karim mulai tahun 2005 s/d 2009
  •     Bpk. Drs. Ah. Ibrahim, M.Pd.I mulai tahun 2010 s/d sekarang

Dalam usianya yang telah mencapai dua abad lebih, secara berturut-turut pesantren Qomaruddin dipimpin oleh dzurriyat (keturunan) Kiai Qomaruddin yang ditetapkan melalui musyawarah keluarga. Dalam tradisi pesantren Qomaruddin suksesi kepemimpinan dilakukan pada saat pemangku pulang ke rahmatullah (meninggal dunia). Sebelum dilakukan shalat janazah dan pemakaman, para sesepuh pesantren yang terdiri atas dzurriyat (keturunan) Kiai Qomaruddin bermusyawarah untuk menentukan yang berhak menjadi pemangku berikutnya. Di antara kriteria utama yang menjadi pertimbangan adalah; (1) hubungan kekerabatan, (2) kemampuan membaca kitab, (3) penguasaan terhadap ilmu agama, (4) pengabdian di pesantren, dan (5) dikenal oleh masyarakat luas.

Sampai saat ini pemangku (kepemimpinan) di Pondok Pesantren Qomaruddin sudah mengalami pergantian sebanyak tujuh kali (tujuh generasi). Para pemangku yang dimaksud ialah:
  •     Kiai Qomaruddin, pendiri Pondok Pesantren Qomaruddin (1775-1783 M).
  •     Kiai Harun (Kiai Shalih Awwal) memangku tahun 1801-1838 M/ 1215-1254 H.
  •     Kiai Basyir, memangku tahun 1838-1862 M/1254-1279 H.
  •     Kiai Nawawi (Kiai Shalih Tsani) memangku tahun 1862-1902 M/ 1279-1320 H.
  •     Kiai Ismail, memangku tahun 1902-1948 M/1320-1368 H.
  •     Kiai Shalih Musthofa memangku tahun 1948-1982 M/1368-1402 H.
  •     Kiai Ahmad Muhammad al-Hammad, memangku tahun 1982 M-2013 M/ 1402 H-1435H.
  •     Kiai Moh. Iklil, memangku mulai tahun 2013M.

Sumber >>> http://qomaruddin.com/riwayat-pengasuh-2/
Pondok Pesantren Qomaruddin terletak di Dusun Sampurnan, Desa Bungah, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur. Dari pusat kota Gresik lebih kurang 17 km menuju ke utara. Tepatnya, 200 m sebelah barat Kantor Kecamatan Bungah Gresik. Wilayah Kecamatan Bungah merupakan daerah konsentrasi pondok pesantren dan pendidikan umum di wilayah kabupaten Gresik belahan utara.

Di desa Bungah selain Pondok Pesantren Qomaruddin juga terdapat pondok pesantren – pondok pesantren lain. Di antaranya ialah; Pondok Pesantren Al-Ishlah, Asrama Pesantren Ta’limul Qur-an, Pondok Pesantren An-Nafi’iyah, dan Pondok Pesantren Baiturrahman. Keempat pesantren tersebut masih dalam satu jalinan keluarga dengan Pondok Pesantren Qomaruddin, yang berdiri sendiri-sendiri secara otonom, baik dalam pengelolaan ke dalam maupun urusan ke luar. Selain itu, sebagian besar santri-santri keempat pesantren tersebut mengikuti kegiatan pendidikan formal di Pondok Pesantren Qomaruddin.


Sumber >>> http://qomaruddin.com/lokasi/
VISI PONDOK PESANTREN QOMARUDDIN

“Pusat Pembentukan Generasi Ulul Albab yang Berwawasan Pesantren, Berakhlaqul Karimah dan Peduli Terhadap Pemberdayaan Masyarakat”

MISI PONDOK PESANTREN QOMARUDDIN
  •     Mengantarkan para santri memiliki kemantapan aqidah, kedalaman spiritual, dan keluhuran akhlaq.
  •     Mendorong para santri agar memiliki keahlian dalam bidang pemikiran keagamaan dan kemasyarakatan (adab al-diin wa al-dunya).
  •     Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan, dan kesenian yang Islami melalui pengkajian dan penelitian ilmiyah.
  •     Memberikan keteladanan dalam kehidupan atas dasar nilai-nilai Islam ahl al-sunnah wa al-jamaah dan budaya luhur bangsa Indonesia.
  •     Mendidik berpikir dan bersikap mandiri, kritis, dan terampil, peduli terhadap lingkungan sosial dan lingkungan alam serta berpikir global.
  •     Memberikan pelayanan dan bimbingan kepada masyarakat.


Sumber >>> http://qomaruddin.com/visi-misi/
Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah didirikan oleh Kiai Qomaruddin. Bagaimana dan mengapa K. Qomaruddin mendirikan Pondok Pesantren di Sampurnan Bungah?. Pada awalnya beliau mendirikan pesantren di Desa Kanugrahan (dekat Pringgoboyo), Kecamatan Meduran, Kabupaten Lamongan. Pesantren yang didirikan itu diberi nama Pesantren Kanugrahan. Tahun berdirinya pesantren itu ditandai dengan candra sengkala “Rupo Sariro Wernaning Jilma” (1681 S/1753 M). Dalam waktu singkat, Pesantren Kanugrahan sudah dikenal di daerah sekitarnya. Jumlah santrinya mencapai sekitar 300 orang (jumlah yang sangat besar ukuran waktu itu).

Beberapa tahun kemudian, Kiai Qomaruddin ingin pergi ke Gresik. Tujuannya ialah untuk menemui santrinya (Tirtorejo, keturunan Kanjeng Sunan Giri) yang kala itu telah menduduki jabatan sebagai tumenggung di Gresik.

Dalam perjalanannya menuju Gresik, tempat pertama yang disinggahi adalah Desa Morobakung, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Di desa ini beliau mendirikan rumah dan surau untuk tempat mengajarkan ilmu agama. Tidak diketahui dengan pasti, berapa tahun Kiai Qomaruddin bermukim di Desa Morobakung itu. Hanya diceritakan bahwa ada 3 keluarganya yang meninggal dunia dan dimakamkan di desa itu. Di antaranya adalah ibu mertua, putrinya (yang dikenal dengan sebutan Mbok Dawud), dan cucu putri menantunya. Makam itu terletak berderet, sehingga sampai sekarang dikenal oleh masyarakat dengan sebutan makam jejer telu (makam yang berjajar tiga).

Di samping itu, oleh masyarakat setempat nama desa Morobakung diduga berasal dari kata moro dan bakung. Moro artinya datang, sedangkan bakung adalah singkatan dari kata embah kakung yang maksudnya seorang sesepuh laki-laki. Embah kakung yang dimaksud tidak lain ialah Kiai Qomaruddin. Jadi kedatangan Kiai Qomaruddin ke desa tersebut diterima sebagai datangnya seorang sesepuh (moro-ne embah-kakung) yang sangat diharapkan dan dicintai oleh masyarakat. Sebutan itu terabadikan menjadi nama sebuah desa hingga sekarang.

Tak lama kemudian Kiai Qomaruddin meninggalkan Desa Morobakung. Beliau pindah menyeberang Bengawan Solo ke arah utara yaitu tepatnya di Desa Wantilan, tak jauh dari Desa Morobakung. Kepergiannya ini semata-mata ingin mencari lokasi yang dianggap sebagai tempat yang cocok untuk mendirikan sebuah pesantren seperti yang diharapkannya.

Ada lima kriteria yang diidealkan oleh Kiai Qomaruddin untuk lokasi pesantren, yaitu; (1) dekat dengan pemerintahan (untuk memudahkan hubungan dengan pusat kekuasaan), (2) dekat dengan jalan raya (untuk memudahkan transportasi), (3) dekat dengan pasar (untuk memenuhi kebutuhan pokok), (4) dekat dengan hutan (untuk memudahkan mencari kayu bakar dan kebutuhan pokok lainnya), dan (5) air yang mencukupi kebutuhan keluarga dan santri.

Pertimbangan “material” tersebut kemudian dipadu dengan hasil istikharah[1]. Hasilnya menunjukkan bahwa beliau harus mengembara lagi untuk yang kesekian kalinya dalam rangka menentukan tempat pondok pesantren yang tepat. Sampailah Kiai Qomaruddin di suatu tempat yang terletak antara Masjid Kiai Gede Bungah dengan Kantor Distrik Kecamatan Bungah. Rupanya, di tempat itu Kiai Qomaruddin mendapatkan firasat yang baik sesuai dengan cita-citanya. Akhirnya di tempat itu pulalah beliau mendirikan pondok pesantren, tepatnya pada 1775 M/1188 H. Kanjeng Tumenggung Tirtorejo (K. Yudonegoro) memberi nama bagi pesantren yang baru didirikan Kiai Qomaruddin itu dengan nama Pesantren Sampurnan. Mbah K.H. Zubair Abdul Karim (sesepuh Pondok Pesantren Sampurnan) menyebutkan bahwa pemberian nama ini merupakan isyarat dan harapan agar Kiai Qomaruddin dan anak cucunya tetap menetap di Sampurnan, sebab dukuh Sampurnan merupakan tempat yang baik, utamanya bagi berdiri dan berkembangnya sebuah pondok pesantren. Mbah Zubair menambahkan bahwa kata Sampurnan merupakan akronim (kependekan) dari kata sampurno temenan (benar-benar tampat yang sempurna).

Pada tahun 60-an atas inisiatif Kiai Hamim Shalih (putra Kiai Sholih Musthofa), pesantren ini diberi nama Darul Fiqih. Menurutnya, nama ini cocok untuk digunakan karena beberapa pertimbangan, antara lain; (1) kitab yang banyak menjadi rujukan pengajaran, terutama sejak kepemimpinan Kiai Moh. Sholih Tsani adalah kitab-kitab fiqih, (2) harapan agar pesantren ini dapat mencetak kader-kader ahli fiqih yang dapat menerapkan dan mengembangkan ilmunya di masyarakat (3), pesantren ini menjadi rujukan penetapan hukum bagi masyarakat sekitarnya. Akan tetapi sejak pertengahan tahun 70-an, pesantren ini diubah namanya menjadi Pondok Pesantren Qomaruddin. Nama itu dinisbatkan kepada pendirinya, yaitu Kiai Qomaruddin sekaligus dalam rangka tabarruk (mengharapkan limpahan kebaikan) kepada pendirinya. Sampai sekarang nama Pondok Pesantren Qomaruddin inilah yang secara resmi atau secara formal administratif dipergunakan, baik untuk keperluan internal (ke dalam) maupun eksternal (ke luar). Di katakan secara resmi atau secara formal administratif, karena sejak 1972, telah dibadan hukumkan secara resmi dalam bentuk yayasan, dengan nama “Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin”.

[1] Ketika mukim di wantilan, Kiai Qomaruddin melakukan istikharah dan mendapatkan jawaban melalui mimpi bertemu dengan beberapa ekor buaya dan terjadi dialog antara keduanya bahwa para buaya itu merasa terganggu jika Kiai Qomaruddin mendirikan pesantren di Desa Wantilan. Maka sejak itu Kiai Qomaruddin yang masih keturunan Joko Tingkir itu berjanji bahwa ia dan anak cucunya tidak akan saling mengganggu di mana saja berada.

 Sumber >>> http://qomaruddin.com/sejarah/